A. Tujuan prkatikum
Adapun tujuan praktikum adalah mengetahui morfologi dan anatomi yang tergolong kelas Aves serta klasifikasinya.
B. Dasar Teori
Aves
merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki
ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves
adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia
berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok
hewan tersebut. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh
vertebrata lain (Djuhanda, 1982).
Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk
lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis
yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan
proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Djarubito, 1989).
Pada burung septum jantung bersifat sempurna dan
member dua kamar yang benar-benar terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin
akan oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel kanan memompa darah
dengan kuat ke paru-paru untuk melepaskan karbon dioksida dan mengambil persendian oksigen (Hala,
2007).
Jenis-jenis
burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah
proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung
jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih,
jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung
manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang
dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya
oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan,
sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya (Jasin, 1992).
Burung
merupakan anggota dari Sub Filum hewan yang disebut Vertebrata, dengan
ciri-ciri utama adanya tulang belakang dan saraf spinal di dalamnya. Burung
memiliki jantung dengan empat ruang, juga burung merupakan hewan berdarah panas yang memungkinkan burung dapat
hidup di berbagai daerah dengan berbagai variasi suhu, burung adalah Vertebrata
yang memiliki bulu dan berdarah panas serta mempunyai kemampuan untuk terbang
(Husain, 2010).
C. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari / tanggal : Rabu / 04 Januari 2016
Pukul : 10.00 – 12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
D. Alat dan Bahan
1.
Alat
Adapun
alat yang digunakan pada praktikum adalah yaitu papan seksi, alat bedah (gunting, pinset dan pisau).
2.
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu ayam (Gallus
gallus) dan burung perkutut (Geopelia
striata).
E. Cara
Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
1. Mengambil
sampel ayam (Gallus gallus) dan
burung perkutut (Geopelia striata) yang akan diamati.
2. Meletakkan
sampel ayam (Gallus gallus) dan
burung perkutut (Geopelia striata) pada papan seksi dan mengamati
dengan menggunakan loop.
3. Mengamati
bagian morfologi dan anatomi ayam
(Gallus gallus) dan
burung perkutut (Geopelia striata).
4. Menggambar
hasil pengamatan.
F.
Hasil
Pengamatan
1. Ayam
(Gallus gallus)
a. Morfologi
Keterangan:
1. Jengger
6.
Perut (Abdomen)
2. Ekor
(Tail) 7. Dada
(Thorax)
3. Bulu
(Barbae) 8. Gelambir
4. Kaki
(Podos) 9. Paruh (Rostrum)
5. Jari-jari
(Digity)
Keterangan:
1. Barbae
3. Barbulae 7. Vexillum
2. Calamus 4. Barbae 8. Umbilicus inferior
5. Ranchis 9.
Calamus
6. Calamus
10. Umbilicus superior
b. Anatomi
Keterangan :
1. Anus
(kloaka) 7. Hati (Hepar)
2. Usus
kecil (Small Intestine) 8.
Tembolok (Crop)
3. Pancreas 9. Mulut (Oris)
4. Lambung
(Ventrikulus) 10. Cecum
5. Empedu
(Vesica Felia) 11. Usus besar (Big Intestine)
6. Limpa
c. Sistem pencernaan
Keterangan:
1. Ampela
(Gizzard) 7. Empedu (Vesica felia)
2. Usus
kecil (Small Intestine) 8. Hati (Hepar)
3. Usus
besar (Big Intestine) 9. Tembolok (Crop)
4. Anus
(Kloaka) 10. Kerongkongan
(Esophagus)
5. Pancreas 11. Mulut (Oris)
6. Ceacum
d. Sistem pernafasan
Keterangan:
1. Mulut
(Oris) 5. Bronchus
2. Pita
suara (Glotis) 6. Mesobronchus
3. Larynx 7. Paru paru (Pulmo)
4. Tracea
e. Sistem ekskresi
Keterangan:
1. Testis
4. Saluran
kencing (Ureter)
2. Ginjal
(Ren) 5.
Anus (Kloaka)
3. Saluran
sperma
f. Sistem sirkulasi
Keterangan:
1. Arteria anonyma 6. Atrium dextrum
2. Asteria carotis communis
7. Atrium sinistrum
3.
Arteria
pectoralis 8.
Ventricel dexter
4. Arteria subclavia 9. Ventricel sinister
5.
Arteria
pulmonalis
g. Sistem reproduksi
Keterangan:
1. Ovum
8.
Ginjal (Ren)
2. Ovarium
kiri 9.
Saluran kencing (Ureter)
3. Rahim
(Uterus) 10. Rudimenter
4. Anus
(Kloaka) 11.
Anus (Kloaka)
5. Ovarium
kanan 12. Vas deferens
6. Saluran
kencing (Ureter)
13. Testis
7. Ginjal
(Ren)
2. Burung perkutut (Geopelia
striata).
a. Morfologi
Keterangan:
1. Mata
(Oris) 6. Kaki (Podos)
2. Hidung
(Nares) 7. Jari (Digity)
3. Paruh
(Rostum) 8. Ekor (Tail)
4. Leher
(Serviks) 9. Sayap (Ala)
5.
Perut
(Abdomen)
Keterangan:
3. Barbae
3. Barbulae 7. Vexillum
4. Calamus 4. Barbae 8. Umbilicus inferior
5. Ranchis 9.
Calamus
6. Calamus
10. Umbilicus superior
b. Anatomi
Keterangan:
1. Paruh
(Rostum) 6. Usus besar (Big Intestine)
2. Kerongkongan
(Esophagus) 7. Usus kecil (Small
Intestine)
3. Tembolok
(Crop) 8. Lambung (Ventrikulus)
4. Hati
(Hepar) 9. Mulut (Oris)
5. Anus
(Kloaka) 10.
Otak (Brain)
c. Sistem pencernaan
Keterangan:
1. Anus
(Kloaka) 7. Tembolok (Crop)
2. Usus
besar (Big Intestine) 8. Kerongkongan (Esophagus)
3. Usus
kecil (Small Intestine) 9. Mulut (Oris)
4. Usus
duabelas jari (Duodenum)
10. Empedu (Vesica felia)
5. Pancreas
11. Hati (Hepar)
6. Proventriculus
12. Cecum
d. Sistem pernafasan
Keterangan:
1. Lubang
hidung (Nares) 3. Pundi-pundi udara
2. Trakea
4. Paru-paru
(Pulmo)
e. Sistem ekskresi
Keterangan:
1. Testis
4. Saluran
kencing (Ureter)
2. Ginjal
(Ren) 5.
Anus (Kloaka)
3. Saluran
sperma
f. Sistem sirkulasi
Keterangan:
1. Paru-paru
(Pulmo) 5. Serambi kiri
2. Usus
(Intestine) 6. Serambi kanan
3. Ginjal
(Ren) 7.
Bilik kiri
4. Hati
(Hepar) 8. Bilik kanan
g. Sistem reproduksi
Keterangan:
1. Testis 5. Ovarium
2. Vas deferens 6. Oviduk
3. Ureter 7. Anus (Kloaka)
4. Anus
(Kloaka)
G. Pembahasan
1. Ayam
(Gallus gallus)
a. Morfologi
Adapun
morfologi pada ayam (Gallus gallus) yaitu
tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya
panjang, truncus (badan) dan tail (ekor). Sepasang extrimitas
anterior merupakan ala
(sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Seluruh tubuh aves ditutupi oleh
bulu yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis
bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi
epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar
dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.
Sentral
kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah
sebagai pembawa zat-zat makanan. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki
oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara
filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan
sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang
halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup
bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai
pembawa zat-zat makanan.
b.
Anatomi
Tulang
kuadrat terdiri dari tengkorak mempunyai dua permukaan antikular dorsal. Semua
tulang pelipis bersatu, ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai
empat buah takik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor
dimulai pada ruas tulang sternum, dan menarik tulang humerus ke bawah,
sebaliknya ootot pektoralis minor menarik sayap ke atas.
c.
Sistem
pencernaan
Adapun sistem pencernaan pada ayam (Gallus gallus) yaitu dimulai saat ayam menelan makanan, makanan
yang telah ditelan akan melalui kerongkongan (Esophagus) kemudian sampai pada lambung (Ventriculus) dengan gaya peristaltik. Di dalam lambung akan ada
pencernaan secara mekanik dan kimia, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim
yang berasal dari pankreas (Pancreas)
dan juga kantung empedu (Vesica fellea)
dari hasil eksresi hati (Hepar).
Setelah makanan dicerna dalam lambung, kemudian akan melewati usus halus (Intestinu tenue) dimana akan diserap
sari-sari makanan yang terkandung. Setelah itu pada usus besar (Intestinum crassum) proses penyerapan
air akan dilakukan, dan kemudian sisa-sisa atau ampas makanan dikeluarkan
melalui kloaka.
d.
Sistem
pernapasan
Sistem respirasi ayam (Gallus gallus)
pada saat inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu
udara akan masuk melewati lubang hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke
paru-paru. Begitu juga ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh
itik dan di pakai dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan
karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi, yaitu
udara yang terdapat dalam tubuh itik akan dikeluarkan melalui trakea dan
berujung pada hidung. Terkhusus untuk kelas aves yang memiliki kantung udara
atau kantung hawa ini berfungsi untuk menyimpan udara yang kemudian akan
digunakan pada saat burung dalam keadaan terbang.
e. Sistem
ekskresi
Alat pengeluaran
berupa sepasang ginjal,
saluran ginjal, saluran
kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang
yang disebut kloaka.
f.
Sistem
sirkulasi.
Sistem
sirkulasi atau peredaran darah pada ayam (Gallus gallus) yaitu ganda tertutup yaitu dua kali
melewati jantung dan darah tidak keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang
dari seluruh tubuh akan masuk pada bagian atrium kanan yang membawa darah dari
seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke
bagian ventrikel kanan yang kemudian akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam sirkulasi
yaitu darah yang telah banyak mengandung oksigen akan di pompa kembali ke
atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri yang
kemudian darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan
kebutuhan sel lainnya.
g. Sistem
reproduksi
Pada sistem reproduksi hewan
jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah
anterior dari ginjal dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih
kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran Vas
deferens sejajar dengan ureter yang berasal dari ginjal. Pada sebagian
besar aves memiliki Vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil
bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan
melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa species
memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.
Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami
otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct
panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk
corong. Lubang oviduct itu disebut Ostium opdominalis. Dinding oviduct
selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair,
yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih
telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur
yang dibuat oleh kelenjar di sebelah tail.
h.
Peranan
Adapun peranan dari ayam (Gallus
gallus) yaitu dapat menghilangkan gejala diare, menghilangkan gejala nafsu
makan yang menurunmenghilangkan gejala penyakit
anemia, menghilangkan gejala ketidakseimbangan
hubungan antara kerja limpa dan pankreas serta olahan daging ayam, berupa sup,
juga kerap digunakan untuk mengatasi flu. Telur ayam dapat menyembuhkan
penyakit jantung koroner, kencing manis, maag atau usus besar. Selain
mengandung sumber energi juga mengandung sumber protein yang cukup.
i.
Habitat
Habitat ayam yaitu didarat yaitu
hidup dilungkungan masyarakat serta hidup dihutan.
j.
Klasifikasi
Adapun klasifikasi
dari Gallus gallus adalah sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo :
Galliformes
Family :
Phasianidae
Genus :
Gallus
Spesies :
Gallus gallus (Hala,2007).
2.
Burung Perkutut (Geopelia
striata)
a.
Morfologi
Tubuh burung perkutut (Geopelia striata)
berukuran kecil, dengan kepala yang juga berukuran kecil membulat berwarna
abu-abu. Paruh burung perkutut panjang dan meruncing menandakan bahwa burung perkutut
merupakan burung pemakan biji-bijian seperti padi dan jagung. Burung ini tidak memiliki gigi seperti halnya burung-burung yang lain,
makanannya langsung ditelan dan akan dicerna pada lambung. Mata burung perkutut bulat, pada burung betina kulit di sekitar mata
lebih tipis sehingga mata terlihat agak besar, sedangkan pada burung jantan
kulit di sekitar mata tebal sehingga terlihat mata lebih kecil dari burung
betina. Leher burung perkutut agak panjang dan diselimuti oleh bulu-bulu yang
halus. Bulu di sekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna
hitam dan putih. Badan burung perkutut diselimuti oleh bulu berwarna
kecokelatan. Pada bulu sayap burung perkutut terdapat garis melintang berwarna
cokelat tua. Demikian juga pada ekor burung perkutut berwarna cokelat dan
panjang. Jari burung perkutut berjumlah empat
jari disetiap kakinya dengan kuku-kuku yang runcing. Tiga dari empat
jarinya menghadap ke depan sedangkan satu jari lainnya menghadap ke belakang.
Bentuk jari-jari burung perkutut disesuaikan untuk bertengger.
b.
Anatomi
Pada
pengamatan anatomi burung perkutut (Geopelia
striata) yaitu
terdapat paruh (rostum) yang
berfungsi mengambil makanan, kerongkongan (esophagus) berfungsi sebagai sistem pencernaan, usus kecil (small intestine) berfungsi sebagai
sistem pencernaan, tembolok (crop)
berfungsi sebagai tempat menghaluskan makanan, hati (hepar) berfungsi menghasilkan empedu, anus (kloaka) berfungsi sebagai organ pengeluaran, usus besar (big intestine) berfungsi sebagaoi sistem pencernaan,
lambung
(ventrikulus) berfungsi dalam pencernaan makanan, mulut (oris) berfungsi sebagai tempat masuknya
makanan dan otak (brain) berfungsi
sistem pusat.
c.
Sistem pencernaan
Adapun
sistem pencernaan burung perkutut (Geopelia
striata) yaitu
makanan masuk melewati mulut (oris),
kerongkongan (esophagus), tembolok (crop), lambung kelenjar , lambung otot
atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal, usus halus terdiri atas duodenum,
jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium, usus besar (terdapat sepasang usus buntu
diantara usus halus dan usus besar), bermuara pada kloaka di bawah ekor. Empedal
pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar
ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu (vesica felia).
d.
Sistem pernafasan
Pernapasan
burung perkutut (Geopelia striata) pada waktu tidak terbang,
pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk
bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan
mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung
udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada
waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien
dari pada paru-paru mamalia.
e. Sistem
ekskresi
Alat ekskresi pada burung perkutut (Geopelia striata) sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya. Alat
ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru
(pulmo), dan
kulit. Burung perkutut
(Geopelia
striata)
memiliki sepasang ginjal (ren) yang berwarna cokelat. Saluran
ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian
akhir kloaka (usus). Burung perkutut
(Geopelia
striata) mengekskresikan
zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam
akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui lubang hidung (nares). Burung
perkutut (Geopelia
striata) hampir
tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
f. Sistem
sirkulasi
Pada burung perkutut (Geopelia striata) organ sirkulasinya sama dengan mamalia/manusia. Burung
perkutut (Geopelia
striata)
mempunyai jantung yang terdiri dari empat
ruang, yaitu dua serambi, dan
dua bilik. Sekat biliknya sempurna sehingga darah bersih dan
darah kotor tidak bercampur. Sistem peredaran darah burung perkutut (Geopelia striata) tertutup dan
rangkap (ganda). Peredaran darah burung perkutut (Geopelia striata) adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke
serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari
bilik kiri darah di pompa keseluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh darah melepaskan O2dan mengikat CO2. Darah
yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan melalui pembuluh
balik. Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian
di
pompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.
pompa masuk ke paru-paru. Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.
g. Sistem
reproduksi
Adapun
sistem reproduksi pada burung pekutut (Geopelia
striata)
yaitu
pada burung jantan terdapat, vasdeverens
berfungsi sebagai tempat menyalurkan sperma, ureter berfungsi sebagai saluran kelamin menuju kloaka, kloaka berfungsi sebagai saluran kelamin dan testis yang berfungsi sebagai alat untuk memproduksi sperma dan hormon
kelamin. Sedangkan pada burung betina terdapat ovarium berfungsi sebagai tempat
menghasilkan ovum, oviduk sebagai tempat berlangsungnya
fertilisasi dan kloaka
sebagai tempat masuknya sperma jantan
dan mengeluarkan
telur.
h. Peranan
Burung
perkutut ikut berperan dalam penyerbukan bunga, itu karena mereka dapat
memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang lain. Burung (Geopelia
striata)
sangat
penting untuk manusia mereka adalah sumber makanan dan pupuk dan Bulu juga digunakan di seluruh dunia untuk
menjejalkan bantal, kasur, kantong tidur, mantel, dan quilting.
i. Habitat
Burung perkutut
(Geopelia striata) di
jumpai di dataran rendah hingga ketinggian 900 m, menyukai di tepian hutan,
lading dan sawah.
j. Klasifikasi
Adapun
klasifikasi dari Geopelia
striata adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas : Aves
Ordo :
Colombiformes
Family :
Columbidae
Genus :
Geopelia
Spesies :
Geopelia striata (Hala,2007).
H. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat disimpulka pada praktikum ini bahwa spesies yang termasuk
dalam kelas aves adalah ayam
(Gallus gallus) dan
burung perkutut (Geopelia striata). Aves merupakan kelas tersendiri
dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan
kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya
kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan
berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
DAFATAR
PUSTAKA
Djarubito,
Mukayat. Zoologi Dasar. Jakarta:
Erlangga, 1989.
Djuhanda, T. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata.
Bandung: CV. Armico,1982.
Hala,
Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Husain,
Zainal, dkk. Jenis Dan Kerapatan Burung Di Kawasan Agropolitan Kecamatan
Mandastana Kabupaten Barito Kuala, 2010.
Jasin, Maskoeri. Zoologi
Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar