Senin, 25 Januari 2016

LAPORAN AVES



A.  Tujuan prkatikum
Adapun tujuan praktikum adalah mengetahui morfologi dan anatomi yang tergolong  kelas Aves serta klasifikasinya.
B.  Dasar Teori
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain (Djuhanda, 1982).
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Djarubito, 1989).
Pada burung septum jantung bersifat sempurna dan member dua kamar yang benar-benar terpisah. Atrium kanan menerima darah miskin akan oksigen (darah deoksi) dari badan, dan ventrikel kanan memompa darah dengan kuat ke paru-paru untuk melepaskan karbon dioksida  dan mengambil persendian oksigen (Hala, 2007).
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya (Jasin, 1992).
Burung merupakan anggota dari Sub Filum hewan yang disebut Vertebrata, dengan ciri-ciri utama adanya tulang belakang dan saraf spinal di dalamnya. Burung memiliki jantung dengan empat ruang, juga burung merupakan hewan  berdarah panas yang memungkinkan burung dapat hidup di berbagai daerah dengan berbagai variasi suhu, burung adalah Vertebrata yang memiliki bulu dan berdarah panas serta mempunyai kemampuan untuk terbang (Husain, 2010).
C.  Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah:
Hari / tanggal   : Rabu / 04 Januari 2016
Pukul                : 10.00 – 12.00 WITA                                          
Tempat             : Laboratorium  Zoologi lantai II
                           Fakultas Sains dan Teknologi
                           Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
                           Samata-Gowa.
D.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum adalah yaitu papan seksi, alat bedah (gunting, pinset dan pisau).
2.    Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu ayam (Gallus gallus) dan burung perkutut (Geopelia striata).
E.  Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
1.    Mengambil sampel ayam (Gallus gallus) dan burung perkutut (Geopelia striata) yang akan diamati.
2.    Meletakkan sampel ayam (Gallus gallus) dan burung perkutut (Geopelia striata) pada papan seksi dan mengamati dengan menggunakan loop.
3.    Mengamati bagian morfologi dan anatomi ayam (Gallus gallus) dan burung perkutut (Geopelia striata).
4.    Menggambar hasil pengamatan.
F.   Hasil Pengamatan
1.    Ayam (Gallus gallus)
a.    Morfologi












Keterangan:
1.    Jengger                             6. Perut (Abdomen)
2.    Ekor (Tail)                        7. Dada (Thorax)
3.    Bulu (Barbae)                   8. Gelambir
4.    Kaki (Podos)                    9. Paruh (Rostrum)
5.    Jari-jari (Digity)











Keterangan:
1.    Barbae                 3. Barbulae                 7. Vexillum
2.    Calamus               4. Barbae                    8. Umbilicus inferior
                             5. Ranchis                   9. Calamus
                             6. Calamus               10. Umbilicus superior
b.    Anatomi












Keterangan :
1.    Anus (kloaka)                               7. Hati (Hepar)
2.    Usus kecil (Small Intestine)          8. Tembolok (Crop)
3.    Pancreas                                      9. Mulut (Oris)
4.    Lambung (Ventrikulus)             10. Cecum
5.    Empedu (Vesica Felia)             11. Usus besar (Big Intestine)
6.    Limpa



c.    Sistem pencernaan
  








Keterangan:
1.    Ampela (Gizzard)                         7. Empedu (Vesica felia)
2.    Usus kecil (Small Intestine)          8. Hati (Hepar)
3.    Usus besar (Big Intestine) 9. Tembolok (Crop)
4.    Anus (Kloaka)                           10. Kerongkongan (Esophagus)
5.    Pancreas                                   11. Mulut (Oris)
6.    Ceacum       
d.   Sistem pernafasan






Keterangan:
1.    Mulut (Oris)                     5. Bronchus
2.    Pita suara (Glotis) 6. Mesobronchus
3.    Larynx                              7. Paru paru (Pulmo)
4.    Tracea
e.    Sistem ekskresi







Keterangan:
1.    Testis                                4. Saluran kencing (Ureter)
2.    Ginjal (Ren)                      5. Anus (Kloaka)
 3.    Saluran sperma 


f.     Sistem sirkulasi









Keterangan:
1.    Arteria anonyma                          6. Atrium dextrum
2.    Asteria carotis communis             7. Atrium sinistrum
3.    Arteria pectoralis                         8. Ventricel dexter
4.    Arteria subclavia                          9. Ventricel sinister  
5.    Arteria pulmonalis

g.    Sistem reproduksi









Keterangan:
1.    Ovum                                           8. Ginjal (Ren)
2.    Ovarium kiri                                 9. Saluran kencing (Ureter)
3.    Rahim (Uterus)                         10. Rudimenter
4.    Anus (Kloaka)                           11. Anus (Kloaka)
5.    Ovarium kanan                         12. Vas deferens
6.    Saluran kencing (Ureter)           13. Testis
7.    Ginjal (Ren)



2.    Burung perkutut (Geopelia striata).
a.    Morfologi












Keterangan:
1.    Mata (Oris)                      6. Kaki (Podos)
2.    Hidung (Nares)                7. Jari (Digity)
3.    Paruh (Rostum)                8. Ekor (Tail)
4.    Leher (Serviks)                 9. Sayap (Ala)
5.    Perut (Abdomen)


 













Keterangan:
3.    Barbae                 3. Barbulae                 7. Vexillum
4.    Calamus               4. Barbae                    8. Umbilicus inferior
                             5. Ranchis                   9. Calamus
                             6. Calamus               10. Umbilicus superior
b.    Anatomi












Keterangan:
1.    Paruh (Rostum)                            6. Usus besar (Big Intestine)
2.    Kerongkongan (Esophagus)        7. Usus kecil (Small Intestine)
3.    Tembolok (Crop)                         8. Lambung (Ventrikulus)
4.    Hati (Hepar)                                9. Mulut (Oris)
5.    Anus (Kloaka)                           10. Otak (Brain)








c.    Sistem pencernaan









Keterangan:
1.    Anus (Kloaka)                                          7. Tembolok (Crop)
2.    Usus besar (Big Intestine)             8. Kerongkongan (Esophagus)
3.    Usus kecil (Small Intestine)                      9. Mulut (Oris)
4.    Usus duabelas jari (Duodenum)            10. Empedu (Vesica felia)
5.    Pancreas                                               11. Hati (Hepar)
6.    Proventriculus                                       12. Cecum
d.   Sistem pernafasan









Keterangan:
1.    Lubang hidung (Nares)    3. Pundi-pundi udara
2.    Trakea                              4. Paru-paru (Pulmo)


e.    Sistem ekskresi









Keterangan:
1.    Testis                                4. Saluran kencing (Ureter)
2.    Ginjal (Ren)                      5. Anus (Kloaka)
3.    Saluran sperma
f.     Sistem sirkulasi









Keterangan:
1.    Paru-paru (Pulmo)            5. Serambi kiri
2.    Usus (Intestine)                6. Serambi kanan
3.    Ginjal (Ren)                      7. Bilik kiri
4.    Hati (Hepar)                    8. Bilik kanan



g.    Sistem reproduksi









Keterangan:
1.    Testis                                5. Ovarium
2.    Vas deferens                     6. Oviduk
3.    Ureter                               7.  Anus (Kloaka)
4.    Anus (Kloaka)
G. Pembahasan
1.    Ayam (Gallus gallus)
a.    Morfologi
Adapun morfologi pada ayam (Gallus gallus) yaitu tubuh dibedakan atas caput (kepala), cervix (leher) yang biasanya panjang, truncus (badan) dan tail (ekor). Sepasang extrimitas anterior merupakan ala (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh waktu tidak terbang. Seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu. Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan.
b.    Anatomi
Tulang kuadrat terdiri dari tengkorak mempunyai dua permukaan antikular dorsal. Semua tulang pelipis bersatu, ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai empat buah takik (celah) posterior. Otot pektoralis mayor dimulai pada ruas tulang sternum, dan menarik tulang humerus ke bawah, sebaliknya ootot pektoralis minor menarik sayap ke atas.
c.    Sistem pencernaan
Adapun sistem pencernaan pada ayam (Gallus gallus) yaitu dimulai saat ayam menelan makanan, makanan yang telah ditelan akan melalui kerongkongan (Esophagus) kemudian sampai pada lambung (Ventriculus) dengan gaya peristaltik. Di dalam lambung akan ada pencernaan secara mekanik dan kimia, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim yang berasal dari pankreas (Pancreas) dan juga kantung empedu (Vesica fellea) dari hasil eksresi hati (Hepar). Setelah makanan dicerna dalam lambung, kemudian akan melewati usus halus (Intestinu tenue) dimana akan diserap sari-sari makanan yang terkandung. Setelah itu pada usus besar (Intestinum crassum) proses penyerapan air akan dilakukan, dan kemudian sisa-sisa atau ampas makanan dikeluarkan melalui kloaka.
d.   Sistem pernapasan
Sistem respirasi ayam (Gallus gallus) pada saat inspirasi yaitu mulai dari lubang hidung, yaitu udara akan masuk melewati lubang hidung, menuju ke trakea dan kemudian ke paru-paru. Begitu juga ketika ekspirasi, setelah oksigen yang masuk pada tubuh itik dan di pakai dalam proses metabolisme dan aktivitas tubuh maka dihasilkan karbondioksida yang kemudian akan dikeluarkan melalui proses ekspirasi, yaitu udara yang terdapat dalam tubuh itik akan dikeluarkan melalui trakea dan berujung pada hidung. Terkhusus untuk kelas aves yang memiliki kantung udara atau kantung hawa ini berfungsi untuk menyimpan udara yang kemudian akan digunakan pada saat burung dalam keadaan terbang.
e.    Sistem ekskresi
Alat pengeluaran berupa sepasang ginjal, saluran ginjal, saluran kelamin, dan saluran pencernaan bermuara pada sebuah lubang yang disebut kloaka.
f.     Sistem sirkulasi.
Sistem sirkulasi atau peredaran darah pada ayam (Gallus gallus) yaitu ganda tertutup yaitu dua kali melewati jantung dan darah tidak keluar dari pembuluh darah. Darah yang datang dari seluruh tubuh akan masuk pada bagian atrium kanan yang membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida dan setelah itu akan mengalir ke bagian ventrikel kanan yang kemudian akan di pompa ke paru-paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Kemudian proses kedua dalam sirkulasi yaitu darah yang telah banyak mengandung oksigen akan di pompa kembali ke atrium kiri dan dari atrium kiri akan mengalir ke dalam ventrikel kiri yang kemudian darah akan di pompa ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme dan kebutuhan sel lainnya.
g.    Sistem reproduksi
Pada sistem reproduksi hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior dari ginjal dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran Vas deferens sejajar dengan ureter yang berasal dari ginjal. Pada sebagian besar aves memiliki Vesicula seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami otrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut Ostium opdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas muskulus dan epithelium yang bersifat glandulair, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis disebelah luar albumen dan cangkok yang berbahan zat kapur yang dibuat oleh kelenjar di sebelah tail.
h.    Peranan
Adapun peranan dari ayam (Gallus gallus) yaitu dapat menghilangkan gejala diare, menghilangkan gejala nafsu makan yang menurunmenghilangkan gejala  penyakit anemia, menghilangkan gejala  ketidakseimbangan hubungan antara kerja limpa dan pankreas serta olahan daging ayam, berupa sup, juga kerap digunakan untuk mengatasi flu. Telur ayam dapat menyembuhkan penyakit jantung koroner, kencing manis, maag atau usus besar. Selain mengandung sumber energi juga mengandung sumber protein yang cukup.
i.      Habitat
Habitat ayam yaitu didarat yaitu hidup dilungkungan masyarakat serta hidup dihutan.
j.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Gallus gallus adalah sebagai berikut
Kingdom                   : Animalia
Filum                        : Chordata
Kelas                         : Aves
Ordo                         : Galliformes
Family                       : Phasianidae
Genus                        : Gallus
Spesies                      : Gallus gallus (Hala,2007).
2.    Burung Perkutut (Geopelia striata)
a.   Morfologi
Tubuh burung perkutut (Geopelia striata) berukuran kecil, dengan kepala yang juga berukuran kecil membulat berwarna abu-abu. Paruh burung perkutut panjang dan meruncing menandakan bahwa burung perkutut merupakan burung pemakan biji-bijian seperti padi dan jagung. Burung ini tidak memiliki gigi seperti halnya burung-burung yang lain, makanannya langsung ditelan dan akan dicerna pada lambung. Mata burung perkutut bulat, pada burung betina kulit di sekitar mata lebih tipis sehingga mata terlihat agak besar, sedangkan pada burung jantan kulit di sekitar mata tebal sehingga terlihat mata lebih kecil dari burung betina. Leher burung perkutut agak panjang dan diselimuti oleh bulu-bulu yang halus. Bulu di sekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih. Badan burung perkutut diselimuti oleh bulu berwarna kecokelatan. Pada bulu sayap burung perkutut terdapat garis melintang berwarna cokelat tua. Demikian juga pada ekor burung perkutut berwarna cokelat dan panjang. Jari burung perkutut berjumlah empat  jari disetiap kakinya dengan kuku-kuku yang runcing. Tiga dari empat jarinya menghadap ke depan sedangkan satu jari lainnya menghadap ke belakang. Bentuk jari-jari burung perkutut disesuaikan untuk bertengger.
b.    Anatomi
Pada pengamatan anatomi burung perkutut (Geopelia striata) yaitu terdapat paruh (rostum) yang berfungsi mengambil makanan, kerongkongan (esophagus) berfungsi sebagai sistem pencernaan, usus kecil (small intestine) berfungsi sebagai sistem pencernaan, tembolok (crop) berfungsi sebagai tempat menghaluskan makanan, hati (hepar) berfungsi menghasilkan empedu, anus (kloaka) berfungsi sebagai organ pengeluaran, usus besar (big intestine) berfungsi sebagaoi sistem pencernaan, lambung (ventrikulus)          berfungsi dalam pencernaan makanan, mulut (oris) berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan otak (brain) berfungsi sistem pusat.
c.    Sistem pencernaan
Adapun sistem pencernaan burung perkutut (Geopelia  striata) yaitu makanan masuk melewati mulut (oris), kerongkongan (esophagus), tembolok (crop), lambung kelenjar , lambung otot atau empedal (ventrikulus) berdinding tebal, usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum yang digantung oleh mesentrium,  usus besar (terdapat sepasang usus buntu diantara usus halus dan usus besar), bermuara pada kloaka di bawah ekor. Empedal pada aves (burung) berfungsi untuk menghancurkan makanan. Mempunyai kelenjar ludah, kelenjar pancreas, dan hati yang menghasilkan empedu (vesica felia).
d.   Sistem pernafasan
Pernapasan burung perkutut (Geopelia striata) pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru mamalia.
e.    Sistem ekskresi
Alat ekskresi pada burung perkutut (Geopelia striata) sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya. Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru (pulmo), dan kulit. Burung  perkutut (Geopelia striata) memiliki sepasang ginjal (ren) yang berwarna cokelat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir kloaka (usus). Burung perkutut (Geopelia striata) mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam. Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui lubang hidung (nares). Burung perkutut (Geopelia striata) hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
f.     Sistem sirkulasi
Pada burung perkutut (Geopelia striata) organ sirkulasinya sama dengan mamalia/manusia. Burung perkutut (Geopelia striata)  mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruang, yaitu dua serambi, dan dua bilik. Sekat biliknya sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur. Sistem peredaran darah burung perkutut (Geopelia striata)  tertutup dan rangkap (ganda). Peredaran darah burung perkutut (Geopelia striata) adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk ke serambi kiri, kemudian ke bilik kiri. Dari bilik kiri darah di pompa keseluruh tubuh melalui aorta. Di sel-sel tubuh darah melepaskan O2dan mengikat ­CO2. Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan melalui pembuluh balik. Selanjutnya darah masuk bilik kanan, kemudian di
pompa masuk ke paru-paru.
Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.
g.    Sistem reproduksi
Adapun sistem reproduksi  pada burung pekutut (Geopelia striata) yaitu pada burung jantan terdapat, vasdeverens berfungsi sebagai tempat menyalurkan sperma, ureter berfungsi sebagai saluran kelamin menuju kloaka, kloaka berfungsi sebagai saluran kelamin dan testis yang berfungsi sebagai alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin. Sedangkan pada burung betina terdapat  ovarium berfungsi sebagai tempat menghasilkan ovum, oviduk sebagai tempat berlangsungnya fertilisasi dan  kloaka sebagai  tempat masuknya sperma jantan dan mengeluarkan telur.
h.    Peranan
Burung perkutut ikut berperan dalam penyerbukan bunga, itu karena mereka dapat memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang lain. Burung (Geopelia striata) sangat penting untuk manusia mereka adalah sumber makanan dan pupuk dan  Bulu juga digunakan di seluruh dunia untuk menjejalkan bantal, kasur, kantong tidur, mantel, dan quilting.
i.      Habitat
Burung perkutut (Geopelia striata) di jumpai di dataran rendah hingga ketinggian 900 m, menyukai di tepian hutan, lading dan sawah.
j.      Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari Geopelia striata adalah sebagai berikut:
Kingdom                   : Animalia
Filum                        : Chordata
Kelas                         : Aves
Ordo                         : Colombiformes
Family                       : Columbidae
Genus                        : Geopelia
Spesies                      : Geopelia striata (Hala,2007).
H.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulka pada praktikum ini bahwa spesies yang termasuk dalam kelas aves adalah ayam (Gallus gallus) dan burung perkutut (Geopelia striata). Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut. Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
DAFATAR PUSTAKA
Djarubito, Mukayat. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Djuhanda, T. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata. Bandung: CV. Armico,1982.
Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Husain, Zainal, dkk. Jenis Dan Kerapatan Burung Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala, 2010.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.